Di era sekarang, karakter merupakan sesuatu yang jarang ditemukan
pada masyarakat Indonesia. Potensi karakter yang baik telah dimiliki tiap
manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus–menerus dibina
melalui sosialisasi dan pendidikan sejak usia dini. Karakter merupakan kualitas
moral dan mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan
(fitrah-natural) dan lingkungan (sosialisasi atau pendikan-natural). Pendidikan
merupakan salah satu wadah dalam menunjang pembentukan karakter tiap individu.
Sekolah Dasar adalah merupakan pendidikan awal penanaman karakter anak dalam
perkembangan dirinya. Tak bisa kita mungkiri bahwa banyaknya generasi di
Indonesia, yang tidak mengenal dirinya sebagai bangsa Indonesia yang memiliki
berbagai macam suku, budaya, dan kultur sosial yang berbeda.
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan
menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan
yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan
mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula
bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.
Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak
memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu
tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam
pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
Dari berjuta – juta buku psikologi yang membahas mengenai
pembentukan karakter manusia itu, Stephen Covey melalui bukunya 7 Kebiasaan
Manusia Yang Sangat Efektif, menyimpulkan bahwa sebenarnya ada tiga teori utama
yang mendasarinya, yaitu :
1. Determinisme
Genetis, pada dasarnya mengatakan kakek-nenek andalah yang bebuat begitu kepada
anda. Itulah sebabnya anda memiliki tabiat seperti ini. Kakek-nenek anda mudah
marah dan itu ada pada DNA anda. Sifat ini diteruskan dari generasi ke generasi
berikutnya dan anda mewarisinya. Lagipula, anda orang Irlandia, dan itu sifat
orang Irlandia.
2.
Determinisme
Psikis, pada dasarnya orangtua andalah yang berbuat begitu kepada anda.
Pegasuhan anda, pengalaman masa anak-anak anda pada dasarnya membentuk
kecenderungan pribadi dan susunan karakter anda. Itulah sebabnya anda takut
berdiri di depan banyak orang. Begitulah cara orang tua anda membesarkan anda.
Anda merasa sangat bersalah jika anda membuat kesalahan karena anda “ingat jauh
di dalam hati tentang penulsan naskah emosional anda ketika anda sangat rentan,
lembek dan berbantung. Anda “ingat” hukuman emosional, penolakan, pembandingan
dengan orang lain ketika anda tidak berprestasi seperti yang diharapkan.
3. Determinisme
Lingkungan, pada dasarnya mengatakan bos anda berbuat begitu kepada anda – atau
pasangan anda, atau anak remaja yang berandal itu, atau situasi ekonomi anda,
atau kebijakan nasional. Sesorang atau sesuatu di lingkungan anda betanggungjawab
atas situasi anda.
Teori
pembentukan karakter tadi didasari oleh hukum Aksi dan Reaksi atau hukum
Stimulus dan Respon, bisa juga disebut sebagai hukum Rangsangan dan Respon.
Kita bertindak seperti ini karena ada stimulus atau rangsangan dari luar diri
kita. Itulah faktor yang membentuk jati diri kita. Unsur terpenting dalam
pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang di dalamnya terdapat
seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor
segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya
dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya.
Penulis : Ratna Widiastuti (A510130127)
Penulis : Ratna Widiastuti (A510130127)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar